Desa Labuan Toposo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Memiliki luas wilayah sekitar 6.060 hektare, desa ini terdiri dari sembilan dusun yang tersebar di wilayah dengan kekayaan alam serta potensi budaya yang khas.
Secara historis, Desa Labuan Toposo telah berdiri sejak tahun 1993, dibentuk atas inisiatif masyarakat lokal bersama para tokoh adat dan pemerintah saat itu. Semangat kebersamaan dan nilai kearifan lokal yang dijunjung tinggi tergambar jelas dalam motto desa ini : “Roso, Risi, Rasa” yaitu sebuah ungkapan yang mencerminkan rasa, pikir, dan tindakan yang harmonis dalam kehidupan bermasyarakat.
Pada masa awal pendiriannya, Desa Labuan Toposo merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Tawaeli. Namun, seiring dengan kebijakan pemekaran wilayah administratif, Kecamatan Tawaeli kemudian dimekarkan menjadi dua wilayah, yaitu Kecamatan Tanantovea dan Kecamatan Labuan.
Setelah proses pemekaran tersebut, Kecamatan Tawaeli berubah status menjadi bagian dari Kota Madya Palu pada tahun 2004, sementara Desa Labuan Toposo resmi menjadi bagian dari Kecamatan Labuan hingga saat ini.
Dari sisi pembagian wilayah, pada awalnya Desa Labuan Toposo hanya terdiri dari empat dusun, yakni :
-
Dusun Pado Gimbo
-
Dusun Dalika
-
Dusun Simou
-
Dusun Sisere
Kemudian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, pada tahun 2009, dilakukan pemekaran wilayah pertama yang menghasilkan pemecahan Dusun Simou menjadi dua dusun, sehingga total dusun bertambah menjadi lima.
Proses pemekaran berlanjut pada tahun 2019, dengan pembentukan dusun-dusun baru berdasarkan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan pemerataan pelayanan desa. Dalam fase ini, terjadi pemekaran sebagai berikut :
-
Dusun Dalika menjadi tiga dusun
-
Dusun Pado Gimbo menjadi dua dusun
-
Dusun Sisere menjadi dua dusun
Dengan demikian, jumlah total wilayah administrasi dusun di Desa Labuan Toposo saat ini mencapai sembilan dusun, yang masing-masing memiliki dinamika dan potensi sosial-ekonomi tersendiri, sekaligus mencerminkan perkembangan tata kelola desa yang adaptif dan partisipatif.
Stenly Fischer
05 Mei 2025 21:20:29
Mahasiswa sangat dibutuhkan untuk memberikan juga membagikan edukasi edukasi positif untuk para petani!...